Mesothelioma is a form of cancer which occurs in thin membranes (called the mesothelium) lining the chest, lungs, abdomen and sometimes the heart. Although quite rare, mesothelioma symptoms strike more than 200 people each year in the United States. The majority of mesothelioma cases are directly linked to asbestos exposure.
Because of the long latency period of mesothelioma, the average age of patients is between 50 and 70 years. Mesothelioma affects men most due to the high exposure of asbestos in industrial typed jobs. Mesothelioma symptoms include respiratory problems, shortness of breath, continual cough and pneumonia. Other mesothelioma symptoms include weight loss, abdominal problems and swelling. In some mesothelioma patients, the mesothelioma symptoms are quite muted, making it hard for mesothelioma doctors to diagnose.
Mesothelioma doctors specialize in the study, research, and treatments of Mesothelioma cancers.
Mesothelioma (or the cancer of the mesothelium) is a disease in which cells become abnormal and replicate without control. During Mesothelioma, these cells will invade and damage tissues and organs. Mesothelioma cancer cells can spread throughout the body causing death.
Mesothelioma treatments and Mesothelioma clinical trials and tests
There are many mesothelioma treatment options available. Treatments include surgery, radiation therapy and chemotherapy and the mesothelioma treatment depends on the patient’s age, general health and stage of the cancer. There has been much mesothelioma research conducted throughout the past two years to find new treatment methods. Click here to read more about mesothelioma treatment techniques.
Through mesothelioma research, The National Cancer Institute has sponsored mesothelioma tests and clinical trials that are designed to find new treatment methods. Because of the increase in number of mesothelioma cases in the United States, both governments have increased funding for mesothelioma research. Mesothelioma research and clinical trials have been successful in developing new techniques to fight this cancer and the outlook for more advanced mesothelioma treatments is promising.
Surgery is the most common treatment method for malignant mesothelioma. Tissues and linings affected by mesothelioma are removed by the doctor and may include the lung or even diaphragm.
A second mesothelioma treatment method is radiation therapy through the use of high energy x-rays that kill the cancer cells. Radiation therapy can be outside or inside the body.
A third mesothelioma treatment method is chemotherapy. Through pills or drugs through needles, chemotherapy drugs are used to kill cancer cells.
A new mesothelioma treatment method is called intraoperative photodynamic therapy. In this treatment, light and drugs are used to kill cancer cells during surgery for early stages of mesothelioma in the chest. Although there are numerous treatments and drugs for mesothelioma, doctors are losing the battle against this deadly disease. Most mesothelioma treatments involve old techniques combined with different drug cocktails. However, in most cases, these mesothelioma treatments have many side effects including organ damage, nausea, increase in heart failure etc. The rush to find a more effective mesothelioma treatment or even cure is ongoing at numerous clinical labs across the nation. Let's hope that the mesothelioma treatments will one day erradicate mesothelioma cancer and asbestosis.
With an abundance of information on the Internet, Mesothelioma Cancer and Asbestos ([http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com]) has consolidated the most important issues surrounding Mesothelioma, Mesothelioma doctors and symptoms, Mesothelioma treatment, Mesothelioma research and tests.
At [http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com], the website contains useful resources on Mesothelioma lawyers and attorneys, as well as causes by asbestos exposure, asbestos removal, asbestos attorneys and lawsuits, and asbestos cancer. Patients stricken by Mesothelioma and their families require support and current information. Mesothelioma Online Resources hopes to educate and give hope to survivors and victims.
Mesothelioma is such a harsh disease. Not only does it take years for symptoms to appear, but there are limited treatements and drugs that will prolong the lives of workers stricken with mesothelioma. In many cases, the death rate of mesothelioma is unfortunately very high. However, with increased funding in mesothelioma research through the government and private grants, the outlook for a mesothelioma cure is quite possible. In the meantime, mesothelioma support groups and local discussions provide the ongoing support for mesothelioma patients.
Mesothelioma Cancer and Asbestos ([http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com])is your source for mesothelioma and asbestos information, treatments, clinical trials, attorneys, support groups and lawyers.
About the website: Michael Kenneth is a successful Internet Publisher and has researched and written on many topics for [http://www.mesothelioma-cancer-and-asbestos.com] - your complete source for mesothelioma information, mesothelioma attorneys and lawyers, mesothelioma treatments and research, asbestos exposure and removal, asbestos attorneys and legislation as well as asbestos cancer.
Loading...
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Petang hampir sirna. Berganti
serinai malam yang perlahan jatuh di altar langit. Adzan Maghrib baru
berkumandang di sejumlah masjid dan mushala. Tanda bulan suci Ramadhan
baru berakhir dan malam lebaran akhirnya tiba.
Gema takbir membahana dan tahmid menggema dari segenap penjuru kampung. Namun, suara takbir dan tahmid itu serasa tak menyentuh kalbu Sumadi (36 tahun, bukan nama sebenarnya).
Ia sepertinya tak peduli dengan hari lebaran, hari di mana umat Islam dianugerahi kemenangan usai menunaikan ibadah puasa selama sebulan. Ia hanya duduk diam, tercenung di teras rumah dengan memegang botol minuman keras. Pandangannya kosong menatap langit. Sorot matanya menerawang jauh, seakan melihat dunia lain yang lebih menyenangkan.
Di saat seluruh umat Islam bersuka cita menyambut hari kemenangan dengan takbir dan tahmid, lelaki itu meninggal dunia begitu mengenaskan. Lidahnya menjulur dan matanya melotot. Jenazahnya pun terus berbalik arah ketika akan dimakamkan.
Melihat Sumadi duduk termangu seraya menenggak minuman keras, Surti (30 tahun, bukan nama sebenarnya), istri Sumadi hanya mengelus dada. Dia sempat menggeleng-gelengkan kepala, melihat ulah suaminya yang tak peduli dengan suara takbir yang berkumandang dari sejumah masjid dan mushala.
Dia tak habis pikir dan terheran-heran kenapa suaminya masih terus menenggak minuman keras di malam Idul Fitri.
“Mas, malam lebaran bukannya merayakan dengan tabiran kok malah minum!?” sungut istrinya
“Kamu itu ngomong apa? Memangnya kenapa jika aku minum? Apa gak boleh?” protes Sumadi, enteng.
“Mas semestinya pergi ke masjid, ikut takbiran, bukannya mabok...!”
Sumadi diam saja, tidak menjawab. Otaknya seperti digelayuti hawa panas; akibat reaksi alkohol yang mengalir ke ubun-ubun. Melihat ulah Sumadi yang cuek dengan keadaan sekitar membuat Surti kesal dan kecewa.
Apalagi, Sumadi sudah lama memiliki kebiasaan minum yang tak kunjung henti. Kendati demikian, Surti masih berharap agar suaminya di malam lebaran itu mau menghormati hari kemenangan umat Islam tersebut.
Bahkan, tidak sedikit orang yang meneteskan air mata di malam lebaran, karena merasa sedih ditinggal pergi bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan maghfirah.
Karena kesal, Surti akhirnya masuk ke dalam rumah. Sayang, protes diam Surti itu lagi-lagi tidak menghentikan kebiasaan buruk Sumadi. Ia justru merasa tidak ada lagi yang mengusik lagi. Ia kembali menenggak botol minuman keras yang ada di tangannya.
Setelah itu, ia tersenyum seakan meraih kemenangan yang tiada tara karena merasa melayang dan terbang ke angkasa biru. Padahal kemenangan yang dicecap Sumadi itu adalah kemenangan semu.
Setelah lama berjibaku dengan minuman keras, Sumadi seperti dicekam perasaan kesepian. Apalagi, ia sudah diprotes oleh Surti. Karena rasa sepi, sendiri dan sunyi itulah akhirnya ia memutuskan keluar rumah. Ia lalu berjalan dengan langkah sempoyongan, menyusuri jalan.
Bau alkohol yang menyeruak dari mulutnya, bergumul dengan aroma bau tubuhnya yang tidak sedap. Sesekali ia terhuyung, hampir jatuh; tetapi kedua kakinya masih bisa meniti jalan dengan benar, tidak sampai terpeleset ke selokan jalanan.
Sewaktu berjalan terhuyung-huyung itu, Sumadi sempat berpapasan dengan tetangga yang sudah kenal akrab dengannya. “Lebaran kok masih juga mabok? Nanti bisa ditarik malaikat loh...!” ujar sang tetangga, mengingatkan.
Dasar Sumadi sudah gelap mata dan hatinya telah karat, ia justru menjawab sengit, “Halahhhh, malaikat apaan!”
Tidak ada basa-basi untuk berhenti sejenak, saling menyapa dengan baik apalagi mengucap salam, Sumadi malah meneruskan jalannya yang goyah. Sementara, tetangganya yang tadi menyapa malah berjalan ke arah masjid.
Di jalanan kecil dari rumahnya itu, Sumadi terus melangkah seperti kunang-kunang yang terbang tak tentu arah. Kendati demikian, Sumadi masih bisa menyusuri jalanan ke sebuah tempat, dimana dia dan teman-temannya biasa kumpul untuk nongkrong.
Di tempat tongkrongan itu, ketiga temannya sudah lebih dulu datang dan menunggu kedatangan Sumadi. Tanpa banyak bicara, ia lalu mengambil papan dadu dan mereka pun langsung bermain dadu diselingi minum minuman keras.
Lidah Menjulur dan Mata Melotot ...
Gema takbir masih terus berkumandang, sesekali diiringi tabuhan bedug yang dipukul bertalu-talu, membuat suasana lebaran kian semarak. Tetapi, Sumadi dan ketiga temannya itu tidak peduli dengan gema takbir tersebut, mereka justru bermain dadu dan menenggak alkohol.
Tiba-tiba, tepat menjelang Isya`, tubuh Sumadi gemetaran. Sebetulnya, ia ingin melanjutkan permainan dadu dan menenggak alkohol lagi. Tetapi, tubuhnya yang sudah dimasuki minuman sejak dari rumah seperti tidak kuat menanggung beban berat yang dipikulnya.
Tanpa dinyana-nyana oleh ketiga temannya, ia tiba-tiba diterpa ketidakberdayaan dan lemah dalam seketika. Tubuh Sumadi gemetaran. Lidahnya menjulur-julur. Mata terbelalak.
“Ah payah, kamu ini…baru minum segitu aja sudah mabok dan tidak kuat,“ ledek temannya, seraya menyenggol tubuh Sumadi. Tetapi, tubuh Sumadi sudah benar-benar lemas dan tidak berdaya, hingga ia tersungkur ke tanah.
Teman-teman Sumadi masih merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi dan bahkan menyangka bahwa Sumadi sedang berpura-pura mabuk.
Tetapi Sumadi tetap diam tidak berkutik, apalagi bangkit lagi untuk bermain dadu. Sumadi tetap terkapar, tidak mampu bangun kembali. Berikutnya, ia malah kejang-kejang. Lidahnya menjulur, kedua matanya tiba-tiba melotot. Seseorang dari mereka kemudian memeriksa kondisi tubuh Sumadi, dan orang itu merasa bahwa tubuh Sumadi mengalami panas cukup tinggi.
“Sumadi, ada apa denganmu?” tanya salah seorang temannya seraya mengguncang-guncang tubuh Sumadi yang sudah kaku. Sumadi nyaris tidak bergerak..
Melihat tak ada tanda-tanda Sumadi bisa bangun, apalagi bangkit untuk berdiri, ketiganya kemudian membopong tubuh Sumadi untuk diantar ke rumah. Karena tidak ada tanda-tanda Sumadi kembali bernafas normal, akhirnya pihak keluarga melarikan Sumadi ke rumah sakit.
Sayangnya, Sumadi tidak bisa diselamatkan. Di tengah perjalanan ke rumah sakit itu, Sumadi menghembuskan nafas terakhirnya. Sumadi tidak bisa bangun lagi untuk selama-lamanya.
Sumadi, lelaki warga kampung Semangka (bukan nama sebenarnya), sejatinya bukan dikenal sebagai seorang pemabuk berat. Mengingat ia hanya seorang buruh bangunan dengan penghasilan yang tidak seberapa besar.
Apalagi, dari hasil perkawinannya dengan Surti, keduanya melahirkan dua orang anak yang masih membutuhkan banyak biaya untuk sekolah.
Tidak mustahil, jika kehidupan rumah tangga Sumadi tergolong biasa-biasa saja dan tidak ada hal yang mengagumkan. Mungkin, bisa dikata tergolong miskin. Sebagai buruh bangunan, tentunya tidak setiap hari Sumadi mendapat kontrak kerja sebagai buruh bangunan.
Nahasnya, kemiskinan ini makin diperparah dengan kebiasaan minumnya. Sesuatua yang oleh agama harus dijauhi oleh siapapun tanpa pandang bulu.
Firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al-Maidah [5]: 90-91)
Kaki Terbalik ...
Keesokan harinya, tepat di hari Idul Fitri, jenazah Sumadi dikebumikan. Pihak keluarga dirundung duka. Mereka tidak menyangka jika Sumadi harus meninggal di usia yang belum tergolong tua apalagi lanjut usia.
Tidak mustahil, kalau meninggalnya Sumadi itu dianggap janggal karena ia meninggal tidak dalam kondisi normal, melainkan akibat minuman keras.
Tapi, kejanggalan lain ternyata masih menghimpit prosesi pemakaman Sumadi dan itu terjadi ketika penggali kubur mengalami kesulitan saat menggali liang lahatnya. Sewaktu liang kubur Sumadi digali, tanah liang kuburnya dipenuhi akar-akar pohon.
Padahal, di sekitar liang lahat Sumadi itu sama sekali tidak ada pohon besar. Akar-akar pohon yang cukup menyulitkan itu, akhirnya, membuat liang lahat Sumadi digali tidak cukup dalam.
Cerita keanehan tidak berhenti di situ. Saat jenazahnya siap dimasukkan ke liang lahat, tiba-tiba kejadian aneh terjadi lagi.
“Astaghfirullah.....!” pekik Ustadz Khalid (50 tahun, bukan nama sebenarnya) terkaget begitu tutup kerandanya dibuka. Karena, ia menjumpai posisi jenazah terbalik di mana kepala yang seharusnya terletak di sebelah Utara, ternyata terbalik ada di sebelah Selatan.
Padahal, ketika berangkat dari rumah duka, semua yakin kalau posisi kepala almarhum ada di bagian depan. Para pelayat lain pun bingung, memandang ke arah Ustadz Khalid.
“Dibalik saja,“ suruh Ustadz Khalid.
Tiga orang kemudian serempak membetulkan posisi mayat Sumadi, dan dengan segera memutar posisi kaki almarhum ada di sebelah Selatan. Tetapi, begitu mayat mau dimasukkan ke liang lahat, kembali keanehan terjadi. Dengan sendirinya, posisi mayat Sumadi terbalik seperti tadi.
Kejadian itu, tentunya, membuat keluarga almarhum terpukul, terutama istri dan sanak keluarga terdekat. Tapi apa boleh dikata, demikianlah rahasia Ilahi yang harus kita terima, yang bisa dijadikan proses pembelajaran bagi orang-orang yang masih hidup di dunia ini.
“Balik lagi,” pinta Ustadz Khalid, setelah para pelayat bingung dan mulai panik dengan kejadian yang nyaris tidak terduga dan disangka-sangka tersebut.
Tiga orang kemudian serempak membetulkan posisi mayat Sumadi, dan dengan segera memutar posisi kaki almarhum ada di sebelah Selatan. Untung, kali ini tidak ada lagi hal yang janggal sebagaimana kejadian semula. Akhirnya jenazah Sumadi pun segera dimasukkan ke liang lahat.
Dari cerita atau iktibar ini, saya berharap orang lain bisa mengambil hikmah atau pelajaran yang ada dalam kisah nyata ini, bahwa kita tidak boleh main-main dengan ucapan maupun perbuatan, apalagi pada hari-hari besar Islam seperti hari raya Idul Fitri.
… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …
Gema takbir membahana dan tahmid menggema dari segenap penjuru kampung. Namun, suara takbir dan tahmid itu serasa tak menyentuh kalbu Sumadi (36 tahun, bukan nama sebenarnya).
Ia sepertinya tak peduli dengan hari lebaran, hari di mana umat Islam dianugerahi kemenangan usai menunaikan ibadah puasa selama sebulan. Ia hanya duduk diam, tercenung di teras rumah dengan memegang botol minuman keras. Pandangannya kosong menatap langit. Sorot matanya menerawang jauh, seakan melihat dunia lain yang lebih menyenangkan.
Di saat seluruh umat Islam bersuka cita menyambut hari kemenangan dengan takbir dan tahmid, lelaki itu meninggal dunia begitu mengenaskan. Lidahnya menjulur dan matanya melotot. Jenazahnya pun terus berbalik arah ketika akan dimakamkan.
Melihat Sumadi duduk termangu seraya menenggak minuman keras, Surti (30 tahun, bukan nama sebenarnya), istri Sumadi hanya mengelus dada. Dia sempat menggeleng-gelengkan kepala, melihat ulah suaminya yang tak peduli dengan suara takbir yang berkumandang dari sejumah masjid dan mushala.
Dia tak habis pikir dan terheran-heran kenapa suaminya masih terus menenggak minuman keras di malam Idul Fitri.
“Mas, malam lebaran bukannya merayakan dengan tabiran kok malah minum!?” sungut istrinya
“Kamu itu ngomong apa? Memangnya kenapa jika aku minum? Apa gak boleh?” protes Sumadi, enteng.
“Mas semestinya pergi ke masjid, ikut takbiran, bukannya mabok...!”
Sumadi diam saja, tidak menjawab. Otaknya seperti digelayuti hawa panas; akibat reaksi alkohol yang mengalir ke ubun-ubun. Melihat ulah Sumadi yang cuek dengan keadaan sekitar membuat Surti kesal dan kecewa.
Apalagi, Sumadi sudah lama memiliki kebiasaan minum yang tak kunjung henti. Kendati demikian, Surti masih berharap agar suaminya di malam lebaran itu mau menghormati hari kemenangan umat Islam tersebut.
Bahkan, tidak sedikit orang yang meneteskan air mata di malam lebaran, karena merasa sedih ditinggal pergi bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh berkah dan maghfirah.
Karena kesal, Surti akhirnya masuk ke dalam rumah. Sayang, protes diam Surti itu lagi-lagi tidak menghentikan kebiasaan buruk Sumadi. Ia justru merasa tidak ada lagi yang mengusik lagi. Ia kembali menenggak botol minuman keras yang ada di tangannya.
Setelah itu, ia tersenyum seakan meraih kemenangan yang tiada tara karena merasa melayang dan terbang ke angkasa biru. Padahal kemenangan yang dicecap Sumadi itu adalah kemenangan semu.
Setelah lama berjibaku dengan minuman keras, Sumadi seperti dicekam perasaan kesepian. Apalagi, ia sudah diprotes oleh Surti. Karena rasa sepi, sendiri dan sunyi itulah akhirnya ia memutuskan keluar rumah. Ia lalu berjalan dengan langkah sempoyongan, menyusuri jalan.
Bau alkohol yang menyeruak dari mulutnya, bergumul dengan aroma bau tubuhnya yang tidak sedap. Sesekali ia terhuyung, hampir jatuh; tetapi kedua kakinya masih bisa meniti jalan dengan benar, tidak sampai terpeleset ke selokan jalanan.
Sewaktu berjalan terhuyung-huyung itu, Sumadi sempat berpapasan dengan tetangga yang sudah kenal akrab dengannya. “Lebaran kok masih juga mabok? Nanti bisa ditarik malaikat loh...!” ujar sang tetangga, mengingatkan.
Dasar Sumadi sudah gelap mata dan hatinya telah karat, ia justru menjawab sengit, “Halahhhh, malaikat apaan!”
Tidak ada basa-basi untuk berhenti sejenak, saling menyapa dengan baik apalagi mengucap salam, Sumadi malah meneruskan jalannya yang goyah. Sementara, tetangganya yang tadi menyapa malah berjalan ke arah masjid.
Di jalanan kecil dari rumahnya itu, Sumadi terus melangkah seperti kunang-kunang yang terbang tak tentu arah. Kendati demikian, Sumadi masih bisa menyusuri jalanan ke sebuah tempat, dimana dia dan teman-temannya biasa kumpul untuk nongkrong.
Di tempat tongkrongan itu, ketiga temannya sudah lebih dulu datang dan menunggu kedatangan Sumadi. Tanpa banyak bicara, ia lalu mengambil papan dadu dan mereka pun langsung bermain dadu diselingi minum minuman keras.
Lidah Menjulur dan Mata Melotot ...
Gema takbir masih terus berkumandang, sesekali diiringi tabuhan bedug yang dipukul bertalu-talu, membuat suasana lebaran kian semarak. Tetapi, Sumadi dan ketiga temannya itu tidak peduli dengan gema takbir tersebut, mereka justru bermain dadu dan menenggak alkohol.
Tiba-tiba, tepat menjelang Isya`, tubuh Sumadi gemetaran. Sebetulnya, ia ingin melanjutkan permainan dadu dan menenggak alkohol lagi. Tetapi, tubuhnya yang sudah dimasuki minuman sejak dari rumah seperti tidak kuat menanggung beban berat yang dipikulnya.
Tanpa dinyana-nyana oleh ketiga temannya, ia tiba-tiba diterpa ketidakberdayaan dan lemah dalam seketika. Tubuh Sumadi gemetaran. Lidahnya menjulur-julur. Mata terbelalak.
“Ah payah, kamu ini…baru minum segitu aja sudah mabok dan tidak kuat,“ ledek temannya, seraya menyenggol tubuh Sumadi. Tetapi, tubuh Sumadi sudah benar-benar lemas dan tidak berdaya, hingga ia tersungkur ke tanah.
Teman-teman Sumadi masih merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi dan bahkan menyangka bahwa Sumadi sedang berpura-pura mabuk.
Tetapi Sumadi tetap diam tidak berkutik, apalagi bangkit lagi untuk bermain dadu. Sumadi tetap terkapar, tidak mampu bangun kembali. Berikutnya, ia malah kejang-kejang. Lidahnya menjulur, kedua matanya tiba-tiba melotot. Seseorang dari mereka kemudian memeriksa kondisi tubuh Sumadi, dan orang itu merasa bahwa tubuh Sumadi mengalami panas cukup tinggi.
“Sumadi, ada apa denganmu?” tanya salah seorang temannya seraya mengguncang-guncang tubuh Sumadi yang sudah kaku. Sumadi nyaris tidak bergerak..
Melihat tak ada tanda-tanda Sumadi bisa bangun, apalagi bangkit untuk berdiri, ketiganya kemudian membopong tubuh Sumadi untuk diantar ke rumah. Karena tidak ada tanda-tanda Sumadi kembali bernafas normal, akhirnya pihak keluarga melarikan Sumadi ke rumah sakit.
Sayangnya, Sumadi tidak bisa diselamatkan. Di tengah perjalanan ke rumah sakit itu, Sumadi menghembuskan nafas terakhirnya. Sumadi tidak bisa bangun lagi untuk selama-lamanya.
Sumadi, lelaki warga kampung Semangka (bukan nama sebenarnya), sejatinya bukan dikenal sebagai seorang pemabuk berat. Mengingat ia hanya seorang buruh bangunan dengan penghasilan yang tidak seberapa besar.
Apalagi, dari hasil perkawinannya dengan Surti, keduanya melahirkan dua orang anak yang masih membutuhkan banyak biaya untuk sekolah.
Tidak mustahil, jika kehidupan rumah tangga Sumadi tergolong biasa-biasa saja dan tidak ada hal yang mengagumkan. Mungkin, bisa dikata tergolong miskin. Sebagai buruh bangunan, tentunya tidak setiap hari Sumadi mendapat kontrak kerja sebagai buruh bangunan.
Nahasnya, kemiskinan ini makin diperparah dengan kebiasaan minumnya. Sesuatua yang oleh agama harus dijauhi oleh siapapun tanpa pandang bulu.
Firman Allah: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.
Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al-Maidah [5]: 90-91)
Kaki Terbalik ...
Keesokan harinya, tepat di hari Idul Fitri, jenazah Sumadi dikebumikan. Pihak keluarga dirundung duka. Mereka tidak menyangka jika Sumadi harus meninggal di usia yang belum tergolong tua apalagi lanjut usia.
Tidak mustahil, kalau meninggalnya Sumadi itu dianggap janggal karena ia meninggal tidak dalam kondisi normal, melainkan akibat minuman keras.
Tapi, kejanggalan lain ternyata masih menghimpit prosesi pemakaman Sumadi dan itu terjadi ketika penggali kubur mengalami kesulitan saat menggali liang lahatnya. Sewaktu liang kubur Sumadi digali, tanah liang kuburnya dipenuhi akar-akar pohon.
Padahal, di sekitar liang lahat Sumadi itu sama sekali tidak ada pohon besar. Akar-akar pohon yang cukup menyulitkan itu, akhirnya, membuat liang lahat Sumadi digali tidak cukup dalam.
Cerita keanehan tidak berhenti di situ. Saat jenazahnya siap dimasukkan ke liang lahat, tiba-tiba kejadian aneh terjadi lagi.
“Astaghfirullah.....!” pekik Ustadz Khalid (50 tahun, bukan nama sebenarnya) terkaget begitu tutup kerandanya dibuka. Karena, ia menjumpai posisi jenazah terbalik di mana kepala yang seharusnya terletak di sebelah Utara, ternyata terbalik ada di sebelah Selatan.
Padahal, ketika berangkat dari rumah duka, semua yakin kalau posisi kepala almarhum ada di bagian depan. Para pelayat lain pun bingung, memandang ke arah Ustadz Khalid.
“Dibalik saja,“ suruh Ustadz Khalid.
Tiga orang kemudian serempak membetulkan posisi mayat Sumadi, dan dengan segera memutar posisi kaki almarhum ada di sebelah Selatan. Tetapi, begitu mayat mau dimasukkan ke liang lahat, kembali keanehan terjadi. Dengan sendirinya, posisi mayat Sumadi terbalik seperti tadi.
Kejadian itu, tentunya, membuat keluarga almarhum terpukul, terutama istri dan sanak keluarga terdekat. Tapi apa boleh dikata, demikianlah rahasia Ilahi yang harus kita terima, yang bisa dijadikan proses pembelajaran bagi orang-orang yang masih hidup di dunia ini.
“Balik lagi,” pinta Ustadz Khalid, setelah para pelayat bingung dan mulai panik dengan kejadian yang nyaris tidak terduga dan disangka-sangka tersebut.
Tiga orang kemudian serempak membetulkan posisi mayat Sumadi, dan dengan segera memutar posisi kaki almarhum ada di sebelah Selatan. Untung, kali ini tidak ada lagi hal yang janggal sebagaimana kejadian semula. Akhirnya jenazah Sumadi pun segera dimasukkan ke liang lahat.
Dari cerita atau iktibar ini, saya berharap orang lain bisa mengambil hikmah atau pelajaran yang ada dalam kisah nyata ini, bahwa kita tidak boleh main-main dengan ucapan maupun perbuatan, apalagi pada hari-hari besar Islam seperti hari raya Idul Fitri.
… Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci …
Loading...
web hosting surabaya
cpanel web hosting
beli web hosting
daftar domain
membuat web hosting
jakarta web hosting
wordpress hosting indonesia
indo web hosting
web hosting termurah
hosting indonesia gratis
singapore hosting
sewa web hosting
hosting tangguh
buy hosting
vps hosting indonesia
web hosting indonesia terbaik
web hosting indonesia gratis
web hosting terbaik
hosting web
beli domain dan hosting murah
web hosting murah
beli hosting murah
daftar web hosting
shared hosting murah
web hosting murah unlimited
web hosting indonesia
web hosting terbaik indonesia
hosting murah unlimited
review hosting indonesia
70
Rp 2.03 0.47
web hosting terbaik di indonesia
90
Rp 1.96 0.46
hosting terbaik
1600
Rp 1.91 0.42
sewa hosting murah
30
Rp 1.9 0.79
hosting indonesia terbaik
390
Rp 1.89 0.4
paket hosting murah
40
Rp 1.87 0.96
vps hosting murah
30
Rp 1.85 0.97
jasa web hosting
30
Rp 1.78 0.73
hosting terbaik indonesia
880
Rp 1.77 0.44
web hosting murah indonesia
70
Rp 1.77 0.71
best hosting indonesia
90
Rp 1.7 0.62
hosting murah
5400
Rp 1.7 0.93
domain id
1000
Rp 1.69 0.45
hosting cpanel
110
Rp 1.69 0.61
hosting dan domain
210
Rp 1.66 0.64
hosting free
880
Rp 1.66 0.64
top 10 web hosting indonesia
50
Rp 1.64 0.67
bisnis hosting
50
Rp 1.63 0.43
jual domain murah
210
Rp 1.62 0.89
web hosting gratis
2900
Rp 1.62 0.55
beli domain dan hosting
590
Rp 1.6 0.68
domain hosting indonesia
50
Rp 1.6 0.82
beli hosting
390
Rp 1.58 0.72
bisnis web hosting
20
Rp 1.57 0.73
email hosting indonesia
260
Rp 1.56 0.46
membuat server hosting sendiri
70
Rp 1.52 0.16
free hosting and domain
480
Rp 1.51 0.64
harga domain
880
Rp 1.49 0.51
telkom hosting
90
Rp 1.49 0.1
hosting indonesia murah
90
Rp 1.46 0.88
hosting terbaik di indonesia
210
Rp 1.46 0.5
cara hosting web
480
Rp 1.44 0.38
unlimited hosting
140
Rp 1.44 0.92
biznet hosting
140
Rp 1.42 0.22
unlimited hosting indonesia
50
Rp 1.42 0.88
top hosting indonesia
30
Rp 1.41 0.58
hosting yang bagus
50
Rp 1.4 0.48
asian brain hosting
40
Rp 1.39 0.19
domain dan hosting murah
170
Rp 1.39 0.94
domain hosting murah
320
Rp 1.37 0.63
cara beli domain
320
Rp 1.35 0.48
beli domain murah
880
Rp 1.34 0.72
plasa hosting
260
Rp 1.34 0.15
hosting murah indonesia
jagoan hosting surabaya
jual domain
hosting server indonesia
cara pindah hosting
pasarhosting
sewa domain
webhost
cpanel hosting
hosting murah berkualitas
domain dan hosting
harga hosting
membuat server hosting
daftar hosting
harga hosting dan domain
windows hosting indonesia
jasa hosting terbaik
jasa hosting murah
hosting indonesia
domain paling murah
hosting termurah indonesia
pengertian domain dan hosting
hosting gratis terbaik
domain dan hosting gratis